Hidup Lebih Tenang dengan Prinsip Less is More

less is more - oneredlily

oneredlily.com – Di tengah dunia yang serba sibuk dan konsumtif, banyak orang merasa kehilangan arah. Kalender penuh, rumah berantakan, dan pikiran terus dikejar target. Padahal, terkadang yang kita butuhkan bukanlah lebih banyak hal, tapi justru lebih sedikit. Di sinilah muncul filosofi hidup yang semakin relevan: prinsip less is more — hidup sederhana untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Prinsip ini bukan berarti menolak kemajuan atau kenyamanan. Sebaliknya, ia mengajak kita menyaring yang penting dari yang berlebihan. Dengan mengurangi beban, baik fisik maupun mental, kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, berpikir jernih, dan menikmati hidup sepenuhnya.


1. Apa Arti Sebenarnya dari Less is More

Ungkapan less is more pertama kali dipopulerkan oleh arsitek Ludwig Mies van der Rohe pada abad ke-20. Dalam konteks desain, ia berarti keindahan bisa muncul dari kesederhanaan. Namun, kini maknanya berkembang lebih luas — mencakup gaya hidup, cara berpikir, hingga bagaimana kita memaknai kebahagiaan.

Hidup dengan prinsip ini berarti memilih kualitas di atas kuantitas. Tidak semua yang banyak membawa manfaat, dan tidak semua yang sedikit berarti kekurangan. Dalam banyak kasus, kesederhanaan justru membuka jalan menuju kedamaian batin.

Selain itu, less is more juga mengajarkan disiplin. Dengan mengurangi hal-hal yang tidak penting, kita bisa lebih fokus pada hal yang benar-benar bernilai — waktu bersama keluarga, kesehatan, atau pertumbuhan diri.


2. Menemukan Ruang di Tengah Kesibukan

Banyak orang berpikir kebahagiaan datang dari memiliki lebih banyak barang, uang, atau pencapaian. Namun, semakin banyak yang kita kumpulkan, semakin besar pula beban yang kita tanggung.

Prinsip less is more mengingatkan bahwa ruang kosong juga punya nilai. Dalam hidup yang terlalu penuh, justru ruang itulah yang memberi ketenangan.

Coba perhatikan meja kerja, rumah, atau bahkan jadwal harianmu. Jika semuanya sesak, tubuh dan pikiran pun ikut lelah. Dengan mengurangi yang tidak perlu — baik benda maupun komitmen — kita memberi diri kesempatan untuk bernafas dan menikmati momen.

Selain itu, menyederhanakan rutinitas membuat kita lebih efisien dan bebas dari stres kecil yang tidak perlu.


3. Minimalisme sebagai Wujud Less is More

Minimalisme adalah manifestasi nyata dari filosofi less is more. Ini bukan soal memiliki sedikit, tetapi tentang memilih yang benar-benar penting.

Dalam konteks gaya hidup, minimalisme mengajak kita menata ulang prioritas. Mulai dari pakaian, gadget, hingga aktivitas sehari-hari. Misalnya, daripada membeli 10 baju murah yang jarang dipakai, lebih baik punya 3 baju berkualitas yang nyaman dan tahan lama.

Selain itu, minimalisme juga berdampak pada kesehatan mental. Ruang yang rapi dan teratur menciptakan rasa tenang, sedangkan rumah yang penuh barang seringkali menambah beban pikiran.

Hidup sederhana memberi kebebasan — bukan hanya dari benda, tapi juga dari ekspektasi sosial yang membuat kita merasa harus selalu lebih dari orang lain.


4. Kurangi Konsumsi, Tambah Makna

Dalam masyarakat modern, kita dibombardir iklan yang mendorong konsumsi tanpa henti. Setiap hari, kita diajak untuk membeli lebih banyak, memperbarui lebih cepat, dan menginginkan yang baru. Akibatnya, banyak orang kehilangan makna sejati dari kebahagiaan.

Padahal, kebahagiaan sejati bukan berasal dari kepemilikan, melainkan dari rasa cukup. Prinsip less is more menumbuhkan kesadaran bahwa kebahagiaan muncul ketika kita bisa menghargai apa yang sudah dimiliki.

Mulailah dengan mengurangi pembelian impulsif, memilih produk lokal, atau menggunakan kembali barang lama. Selain menghemat uang, langkah kecil ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan memberi rasa puas yang lebih dalam.


5. Menyederhanakan Pikiran: Detoks Mental di Era Digital

Prinsip less is more tidak hanya berlaku pada benda fisik, tetapi juga pada informasi. Di era digital, otak kita terus dijejali berita, notifikasi, dan distraksi dari berbagai arah. Akibatnya, fokus menurun dan stres meningkat.

Salah satu cara menerapkan less is more adalah dengan melakukan digital detox. Batasi penggunaan media sosial, kurangi notifikasi, dan luangkan waktu untuk aktivitas offline seperti membaca buku atau berjalan santai.

Dengan membatasi konsumsi digital, pikiran menjadi lebih jernih dan produktif. Selain itu, kamu juga bisa lebih hadir dalam kehidupan nyata — berbicara, mendengar, dan merasakan tanpa gangguan layar.


6. Hidup Sederhana Bukan Berarti Hidup Kurang

Banyak orang salah paham, menganggap hidup sederhana berarti hidup miskin. Padahal, kesederhanaan adalah pilihan sadar untuk memprioritaskan esensi daripada penampilan.

Hidup dengan prinsip less is more tidak berarti menolak kemajuan, tapi memilih apa yang memberi nilai sejati. Orang yang tenang bukan karena punya segalanya, tapi karena mampu menikmati yang dimilikinya.

Selain itu, hidup sederhana membuka ruang untuk bersyukur. Ketika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain, kita mulai melihat keindahan dalam hal-hal kecil yang sering terlewat.


7. Langkah Praktis Menerapkan Prinsip Less is More

Mulai menerapkan prinsip ini tidak harus drastis. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba:

  1. Declutter ruang pribadi. Singkirkan barang yang tidak digunakan selama setahun terakhir.

  2. Batasi konsumsi digital. Gunakan media sosial secukupnya dan hindari multitasking berlebihan.

  3. Kurangi jadwal berlebihan. Katakan tidak pada hal yang tidak sejalan dengan tujuan hidupmu.

  4. Fokus pada pengalaman, bukan benda. Alihkan pengeluaran untuk hal bermakna seperti waktu bersama keluarga atau perjalanan singkat.

  5. Berlatih bersyukur setiap hari. Dengan bersyukur, kamu akan merasa cukup bahkan tanpa banyak hal.

Langkah kecil seperti ini perlahan membentuk pola pikir baru yang lebih tenang dan berfokus pada hal esensial.


Penutup: Kedamaian Datang dari Kesederhanaan

Dalam dunia yang terus mendorong kita untuk punya lebih banyak, prinsip less is more mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati justru datang dari kesederhanaan. Dengan menata ruang, pikiran, dan gaya hidup, kita menemukan kedamaian yang tak bisa dibeli.

Hidup sederhana bukan tentang mengurangi kualitas, melainkan tentang menemukan makna dalam setiap hal kecil. Saat kamu mulai melepas yang tak perlu, kamu akan sadar bahwa hidupmu justru menjadi lebih penuh — penuh waktu, penuh makna, dan penuh ketenangan.